Jumat, 10 Mei 2013

Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek



Judul                           : Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan Praktek
Pengarang                  : Ny. Retnowulan Sutanto, S.H ; Iskandar Oeripkartawinata, S.H.
Penerbit                     : CV. Mandar Maju

DAFTAR ISI

BAB I               PENDAHULUAN
A.      Pengertian Hukum Acara Perdata
B.      Sifat Hukum Acara Perdata
C.      Hukum Acara Perdata Positif
D.     Sejarah singkat terbentuknya HIR
BAB II              CARA MENGAJUKAN GUGAT
A.      Pengertian permohonan dan gugatan
B.      Perihal kekuasaan mutlak dan kekuasaan relatif
C.      Perihal gugat lisan dan tertulis
D.     Perihal pihak-pihak yang berperkara, perwakilan orang, badan hukum dan negara
BAB III             PERIHAL ACARA ISTIMEWA
A.      Pengertian gugur dan perstek
B.      Cara pemberitahuan putusan perstek
C.      Keharusan pengunduran sidang apabila salah seorang tergugat pada sidang pertama tidak dating
D.     Cara mengajukan perlawanan terhadap putusan perstek
BAB IV             PERIHAL PEMERIKSAAN DALAM SIDANG PENGADILAN
A.      Sifat dan arti akta perdamaian diperbandingkan dengan perdamaian di luar sidang
B.      Perihal jawaban tergugat, gugat-menggugat dan eksepsi
C.      Perihal menambah atau mengubah surat gugat
D.     Pengikut sertaan pihak ketiga dalam proses
E.      Perihal kumulasi gugatan dan penggabungan perkara
BAB V              PERIHAL PEMBUKTIAN
A.      Arti dan prinsip pembuktian serta alat-alat bukti
B.      Bukti surat:
Pengertian dan kedudukan surat biasa, akta otentik dan akta di bawah tangan
C.      Bukti Saksi-saksi:
Siapa yang dapat diajukan sebagai saksi, pengertian testimonium de auditu, pengertian unus testis nullus testis
D.     Persangkaan-persangkaan:
Pembuktian dengan persangkaan-persangkaan. Pengertian persangkaan undang-undang dan persangkaan hakim
E.      Pengakuan:
Pengakuan di depan dan diluar sidang serta pengakuan yang tidak boleh dipisah-pisah
F.       Bukti Sumpah:
Cara dan penggunaan sumpah penambah, sumpah pemutus dan sumpah, serta akibatnya terhadap putusan
BAB VI             TINDAKAN SEBELUM DAN SELAMA SIDANG
A.      Cara pemanggilan pihak-pihak, petugas dan kewajibannya
B.      Arti dan makna sita jaminan
C.      Sita conservatoir, sita revindicatoir, sita marital dan pandbeslag
BAB VII                        PERIHAL PUTUSAN HAKIM
A.      Macam macam putusan Hakin dan fungsinya
B.      Isi minimum dan sistimatik surat putusan
BAB VII            I           PERIHAL PUTUSAN YANG DAPAT DILAKSANAKAN TERLEBIH DAHULU
                        Putusan yang dapat dilaksanakan terlebih dahulu
BAB IX             PERIHAL MENJALANKAN PUTUSAN HAKIM (EKSEKUSI)
                        Pelaksanaan putusan dan cara pelaksanaannya
BAB X              PERIHAL UPAYA-UPAYA HUKUM
                        Upaya-upaya hukum. Upaya hukumyang biasa dan yang luar biasa
BAB XI             PERIHAL BANDING
                        Banding
BAB XII                        PERIHAL KASASI
                        Kasasi
BAB XIII           PERLAWANAN TERHADAP SITA JAMINAN DAN SITA EKSEKUTORIAL
A.      Tidak merasa berhutang, harta disita
B.      Kemungkinan banding dan kasasi
C.      Pelawan yang benar ; sita diangkat
D.     Azas bahwa pelaksanaan putusan dilakukan atas perintah dan di bawah pimpinan ketua pengadilan negeri yang memutus perkara dan pengecualiannya
E.      Salah penafsiran dalam praktek
F.       Perlawanan pada azasnya tidak menangguhkan eksekusi dan pengecualiannya
G.     Siapa yang berhak untuk menangguhkan eksekusi
H.     Perlawanan yang diajukan oleh tersita
I.        Pemegang gadai bukan pemilik dan tidak dibenarkan mengajukan perlawanan pihak ketiga
J.        Pemegang hipotik dan credietverband tak berhak pula untuk mengajukan perlawanan pihak ketiga
K.      Perlawanan yang diajukan oleh tersita dan perlawanan pihak ketiga juncto gugat balasan
L.       Perlawanan pihak ketiga juncto Undang-undang Perkawinan
BAB XIV           PERIHAL PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN PENGADILAN
A.      Lembaga Peninjauan kembali dari masa ke masa
B.      Lembaga Peninjauan kembali setelah berlakunya Undang-undang No. 14 Tahun 1985
BAB XV                        PERIHAL PENGARUH LAMPAU WAKTU
                        Pengaruh lampau waktu terhadap gugatan dan perbedaan antara kedaluwarsa dan lampau waktu

2 komentar: